Gampong Pande adalah salah satu desa tertua di Kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh. Sejarah mencatat, Kerajaan Aceh Darussalam bermula dari sini, Gampong Pande dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki nilai sejarah, karena banyak ditemukan benda cagar budaya seperti Komplek Makam Tgk Dikandang, Lokasi Penemuan Logam Mulia, Komplek Makam Raja-raja Gampong Pande, Komplek Makam Putroe Ijoe, Penemuan Sepasang Pedang Vereenigde Oost- Indische Compagnie (VOC) yang memiliki gagang berlapis emas dan Koin Emas Dinar Sultan Sulaiman bin salim Al-Qanuniy (Sultan Dinasti Utsmaniyyah-Turki). Gampong Pande terletak disisi barat Krueng Aceh dan dipinggiran laut dan sebelah Utara berbatasan dengan Krueng Aceh diapit dengan desa Lampulo. Gampong ini berdekatan dengan Kecamatan Meuraxa dan Pelabuhan Ulee Lheue. Jarak antara Mesjid Raya Baiturrahman dan Gampong Pande 2.9 KM. Dapat ditempuh selama 5-8 menit jika menggunakan kendaraan bermotor.
Sebagai pengingat sejarah di Aceh. Titik nol yang berada di kawasan Gampong Pande, Kecamatan Kuta Raja itu merupakan cikal bakal lahirnya ibu kota provinsi Aceh. Situs ini juga menjadi lokasi field trip bagi anak-anak sekolah untuk memperkenalkan edukasi tentang sejarah dan benda-benda cagar budaya, pengunjung dapat melihat langsung sepasang pedang (VOC) yang memiliki gagang berlapis emas yang sekarang berada dikantor Kepala Desa Gampong Pande.
Belum ada homestay